Dokter Diharapkan Kembangkan Produk Jamu sebagai Obat


Jakarta - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran dan Farmasi Universitas Sam Ratulangi Manado, Ikatan Dokter Indonesia, serta Ikatan Apoteker Indonesia mengadakan Seminar Herbal bertema 'Memanfaatkan Obat Herbal Menuju Indonesia Sehat'. 

Dalam kesempatan tersebut, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat berharap seminar ini dapat mendorong penelitian obat secara ilmiah. 

"Tidak hanya bergantung kepada obat modern yang berbasis kimia. Selain itu kami juga ingin dunia kedokteran mendapat wawasan mengenai industri jamu, penelitian yang kami lakukan untuk mengembangkan produk, dan penggunaan jamu untuk pelayanan kesehatan," kara Irwan dalam keterangan tertulis, Senin (8/10/2018)


Materi yang disampaikan dari para pembicara yaitu kebijakan Pengobatan Obat Tradisional Indonesia, Pengembangan Pelayanan Kesehatan Tradisional Integrasi, Industri Herbal Berbasis Good Manufacturing Practices (GMP), Uji Manfaat Tolak Angin, Uji Toksisitas Subkronis Tolak Angin Cair, dan Anti Kanker Berbasis Ekstrak Pinang Yaki (Areca Vestiaria).

Irwan juga menjelaskan terhadap Tolak Angin, Sido Muncul telah melakukan berbagai penelitian, yaitu uji toksisitas dan uji khasiat dengan Universitas Sanata Dharma dan Universitas Diponegoro. 

"Hasilnya, minum Tolak Angin dalam jangka panjang tidak menimbulkan efek samping jika diminum sesuai dosis anjuran (tidak menimbulkan efek toksit bagi organ tubuh). Tahun 2007 Tolak Angin telah mendapatkan sertifikat Obat Herbal Terstandar (OHT) dari Badan POM", tambah Irwan. 

Seminar ini diikuti oleh 300 peserta dari kalangan kedokteran, peneliti, mahasiwa, dan masyarakat umum itu menghadirkan Dra. Rr. Maya Gustina Andarini, Apt., M. Sc. (Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik BPOM RI), dan Dr. dr. Ina Rosalina, Sp.A (K)., M.Kes., MH.Kes. (Direktur Pelayanan Kesehatan Tradisional Kemenkes RI). Selanjutnya pada sesi kedua, seminar dimulai oleh Prof. Dr. Edi Dharmana, M.Sc., PhD., Sp.Park. (Imunolog Peneliti Herbal, Guru Besar Universitas Diponegoro), Ipang Djunarko, S.Si., M.Sc., Apt. (Fakultas Farmasi, Universitas Sanatha Dharma), dan Prof. Dr. Herny E. Simbala, M.Si (Universitas Sam Ratulangi).


Pada seminar ini, para peserta yang hadir dari organisasi profesi seperti dokter dan juga apoteker akan mendapatkan 20 SKP (Satuan Kredit Profesi) dari IDI dan 5 SKP dari IAI. SKP merupakan bukti bahwa seseorang telah melakukan kegiatan pengembangan keprofesian dan bisa digunakan untuk mengurus surat Tanda Registrasi.

Di kesempatan yang sama, Irwan Hidayat juga memberikan sebuah kejutan berupa sumbangan dari Sido Muncul bagi 6 mahasiswa yang berasal dari Palu senilai Rp 30 juta. 

Seminar Herbal di Manado ini merupakan seminar ke-42 kali yang diselenggarakan Sido Muncul sejak 2007 dan telah dilaksanakan di 34 kota seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Ungaran, Yogyakarta, Medan, Lampung, Pekanbaru, Padang, Palembang, Solo, Makassar, Surabaya, Jombang, Batam, Magelang, Banjarmasin, Bali, Malang, Pontianak, dan kota-kota lainnya. Bahkan seminar juga pernah dilakukan lebih dari satu kali di beberapa kota tersebut.

Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu negara megadiversitas terbesar di dunia. Dari 40 ribu spesies tanaman obat, sekitar 30 ribu spesies berada di Indonesia. Dari jumlah tersebut sebanyak 9.600 di antaranya memiliki khasiat obat dan baru sekitar 200 spesies dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Menurut data WHO 2005 diperkirakan sebanyak 75-80 persen penduduk dunia pernah menggunakan obat-obatan herbal.Saat ini para praktisi medis dan farmasi terus melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendalami dan membuktikan tingkat keberhasilan obat-obatan herbal yang disebut dengan herbal medik.

Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang herbal perlu terus dilakukan oleh pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat yaitu saintifikasi jamu dalam hal ini penelitian berbasis kesehatan.

Sumber : https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4247045/dokter-diharapkan-kembangkan-produk-jamu-sebagai-obat

0 komentar:

Posting Komentar

Tidak boleh berkata-kata kasar